Yacouba Sawadogo lahir di Burkina Faso, Afrika, tahun 1946. Sebagai petani kecil, ia berhasil menghijaukan 30 hektar lahan tandus di desanya. Tandusnya lahan di desanya disebabkan oleh kelebihan manusia dan sistem pertanian kasar yang menyebabkan erosi tanah. Banyak peneliti menyerah mengatasi masalah lahan itu. Yacouba sangat prihatin melihat hal tersebut. Ia kemudian mencoba teknik menanam tradisional Afrika. Dengan alat seperti sekop dan kapak, ia membuat lubang-lubang untuk diisi pupuk dan bibit. Ia ditertawakan oleh banyak orang karena teknik itu dianggap kuno. Namun dalam 20 tahun terbukti bahwa lahan tandus itu berubah menjadi lahan hijau yang subur dan lebat. 

Yacouba mendedikasikan hampir separuh hidupnya untuk menghijaukan gurun gersang. Orang-orang menyebutnya sebagai 'The man who stop the dessert' yang artinya laki-laki yang menghentikan penggurunan. Yacouba berhasil mengubah daerah yang dulunya gersang menjadi hutan dengan lebih dari 60 jenis pohon. Perjuangan Yacouba ini didorong oleh hasrat ingin memajukan desanya. 

Hasrat dan perjuangan seperti inilah yang harus kita jaga konsistensinya, untuk terus berupaya dalam mencoba dan berusaha melakukan pada segala pekerjaan. Ketika situasi memburuk dan kenyataan begitu mengecewakan, pada saat itulah komitmen kita dibutuhkan untuk terus dapat bertekun dalam berbuat baik. Pekerjaan baik pasti akan membuahkan hasil yang baik. Setidaknya itulah yang dibuktikan oleh Yacouba. Ia memetik hasil yang sangat baik bahkan menjadi suatu keberkahan bagi seluruh masyarakat Burkina Faso. 

Percayalah setiap pekerjaan baik yang kita lakukan saat ini, kelak juga akan menjadi keberkahan bagi sesama. Oleh karena itu jangan pernah terbeban untuk melakukan perbuatan baik. Saat kita melakukan perbuatan baik, kita harus terus konsisten dan konsisten. Sebagai Manusia tentunya kita merupakan kepanjangan Tangan dari Sang Maha Pencipta dan Maha Pemelihara Kehidupan

Diadaptasi dari: 

<https://intisari.grid.id/read/032540045/awalnya-diejek-sampai-akhirnya-kalahkan-ilmuwan-yacouba-sawadogo-mampu-hijaukan-gurun-gersang-di-afrika-barat-sendirian-selama-30-tahun?page=all>

-20221211- SMPN 285 Jakarta, Hebat!