POJOK KARAKTER
Portal Dalam Pengembangan - Progress 94,98%, Menuju Berbasis Aplikasi Playstore........
POJOK KARAKTER
MELATIH HATI, MENABUR BUDI
UNTUK MENJADI ANAK BERBAKTI
ALKISAH 3 SAHABAT
Suatu waktu tiga sahabat, yakni: angin, air dan nama baik sedang mengadakan perjalanan bersama-sama. Angin biasa datang terburu-buru seperti orang yang sedang marah. Bisa melompat di sini dan menendang debu di sana. Air berjalan dalam bentuk seorang putri. Ia selalu membawa kendi di tangannya, meneteskan beberapa air di atas tanah sekitarnya. Nama baik berwujud dalam seorang pemuda yang tampan dengan sikap-sikap yang baik, tetapi sedikit pemalu. Mereka saling menyukai, meskipun mereka sangat berbeda satu sama lain.
Ketika mereka harus berpisah, mereka bertanya, "Kapan kita bisa bertemu untuk mengadakan perjalanan yang lain lagi?" Angin menjawab, "Engkau akan selalu menemukan aku di puncak gunung-gunung atau melompat-lompat di sekitar kakimu atau meniup debu kemana kamu pergi." Air berkata, "Aku juga akan selalu ada di sekitarmu. Kamu bisa pergi ke laut atau sungai bahkan ke dapur untuk menemui ku." Nama baik tidak mengatakan apa-apa. Angin dan air bertanya, "Nama baik, kapan dan di mana kita akan bertemu lagi?" Nama baik menjawab, "Kalian tidak akan bertemu aku lagi di manapun. Siapapun yang telah kehilangan aku sekali saja, tidak akan pernah bisa mendapatkan aku lagi."
Alangkah bahagianya apabila semua makhluk tidak kehilangan nama baik. Semua saling menghargai satu dengan yang lainnya. Nama baik lebih berharga dari pada kekayaan besar, disayangi oleh banyak orang, lebih baik dari pada mempunyai kekayaan, emas, uang dan perak. Kita sering kali mendengar orang berbicara, "Hargai saya sedikit saja." Walau pada kenyataannya, kita pun belum tentu memahami makna dari kata tersebut dan seringkali kita juga tidak sadar bahwa ada kalanya segala sesuatu yang kita lakukan belum atau tidak menghargai mereka.
Pada dasarnya menghargai dan dihargai atau saling menghargai adalah sebuah proses ketika hati kita menangkap dan mengolah sinyal-sinyal yang diberikan oleh pikiran kita. Jika kita berpikir bahwa perbuatan seseorang telah menyakiti kita, hati kita akan mengolahnya menjadi rasa yang menyakitkan lalu berontak, tidak terima dan tidak sedikit yang akhirnya berujung pada permusuhan. Namun jika pikiran kita tenang dan positif, hal-hal yang menurut kita menyakitkan akan diolah oleh hati sebagai sebuah proses pembelajaran yang mana saat itu kita bisa memaklumi bahwa hal tersebut sebenarnya tidak menyakitkan. Ketika hati dan pikiran berjalan dalam hal yang positif dan kita menganggap bahwa hal yang menyakitkan yang dilakukan oleh teman kita adalah karena dia tidak menyadari, di situlah sebenarnya telah terjadi sebuah proses ketika kita benar-benar bisa menghargai hubungan kita tersebut.
Oleh karena itu kita perlu mengesampingkan ego dan memiliki kebesaran hati yang mampu menerima. Dengan demikian kita bisa menghargai dan dihargai oleh orang lain.
-20220717- SMPN 285 Jakarta, Hebat!